Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dua Keluarga Owa Jawa Dilepasliarkan di Gunung Malabar

image-gnews
Owa jawa betina bernama Cuplis, salah seekor keluarga owa yang dilepasliarkan di Gunung Malabar, Kamis, 21 Februari 2019. (Dok. ISTIMEWA)
Owa jawa betina bernama Cuplis, salah seekor keluarga owa yang dilepasliarkan di Gunung Malabar, Kamis, 21 Februari 2019. (Dok. ISTIMEWA)
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Sebanyak lima ekor dari dua keluarga owa jawa (Hylobates moloch) dilepasliarkan di Gunung Malabar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Mereka sempat direhabilitasi di Javan Gibbon Center, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Baca juga: Owa Jawa Asal Inggris Dilepas di Gunung Tilu

Sebelum dilepaskan ke alam liar, keluarga owa itu menjalani proses adaptasi habitat atau habituasi selama tiga bulan di Gunung Puntang, Hutan Lindung Gunung Malabar.

Pelepasan itu dilakukan Kamis, 21 Februari 2019. Dua keluarga owa itu terdiri dari pasangan Jowi-Cuplis dan anaknya Maral yang lahir di pusat rehabilitasi, serta pasangan Mimis-Cika. "Pelepasan berjalan lancar," kata Anton Ario, Senior Manager Terrestrial Program, Conservation International Indonesia yang dihubungi Kamis, 21 Februari 2019.

Owa jawa bernama Maral anak pasangan owa Jowi-Cuplis di kandang habituasi sebelum dilepas ke Gunung Malabar, Kamis, 21 Februari 2019. (Dok. ISTIMEWA)

Inisiatif pelepasliaran ini merupakan implementasi kerjasama Yayasan Owa Jawa dengan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) yang didukung Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, Perum Perhutani, Conservation International Indonesia, Silvery Gibbon Project dan Pertamina EP Subang asset 3 Subang Field.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pelepasliaran ini adalah yang keenam kalinya setelah 19 individu  diliarkan sejak 2013. Upaya pengembalian owa jawa ke habitatnya, kata Anton, bukanlah perkara mudah. Karena itu kemitraan dan dukungan berbagai pihak sangat diperlukan untuk menyelamatkan primata ini dari kepunahan.

Simak juga: Tini Kasmawati, Tuna Netra Penjaga Owa Jawa Hutan Lengkong

Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Wahju Rudianto lewat siaran pers mengatakan owa jawa merupakan salah satu dari 25 satwa prioritas yang menjadi target sasaran strategis untuk ditingkatkan
populasinya. Program rehabilitasi owa jawa di Javan Gibbon Center merupakan kerjasama Yayasan Owa Jawa dengan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango untuk mempersiapkan owa jawa yang pernah dipelihara masyarakat kembali ke alam liar.

Kepala Divisi Perhutani Regional Jawa Barat dan Banten Ahmad Ibrahim, mengatakan beberapa kawasan hutan lindung Perhutani merupakan habitat owa jawa di Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah. "Perhutani berkomitmen untuk melestarikan owa jawa sekaligus mempertahankan habitatnya," kata dia.

Owa jawa memiliki peran penting dalam merestorasi hutan secara alami dengan menyebarkan benih. Konservasi hutan dan satwa seperti owa di antaranya pelestarian dari ancaman kepunahan di habitat alaminya. "Akibat perburuan, perdagangan serta kehilangan habitat melalui pelepasliaran," kata Anton.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

1 hari lalu

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

Solok berhasil kurangi sampah 10 persen


Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

2 hari lalu

Cinta Laura/Foto: Instagram/Cinta Laura
Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

Cinta Laura menjelaskan strategi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi dan manajemen sumber daya air yang berkelanjutan.


Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

3 hari lalu

Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

Masalah sampah bisa menjadi bencana jika penanganannya tidak komprehensif dan berkelanjutan.


Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

5 hari lalu

Penyidik KLHK Wilayah Sulawesi melakukan pelimpahan kasus perdagangan satwa dilindungi dengan tersangka SJ (47) dan FN (22) beserta barang bukti berupa 56 ekor burung dilindungi. Dok. Humas KLHK
Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

Saat ini kejahatan perdagangan satwa dilindungi kerap dilakukan melalui media online.


Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

20 hari lalu

Anak badak jawa yang lahir di Taman Nasional Ujung Kulon dan tertangkap kamera jebak pada Maret 2021. (ANTARA/HO-KLHK)
Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

Temuan individu baru badak Jawa menambah populasi satwa dilindungi tersebut di Taman Nasional Ujung Kulon. Beragam ancaman masih mengintai.


Pakar Lingkungan Anjurkan Penerapan Konsep Green Idul Fitri, Apa Maksudnya?

21 hari lalu

Ilustrasi Salat Idul Fitri. ANTARA FOTO/Jojon
Pakar Lingkungan Anjurkan Penerapan Konsep Green Idul Fitri, Apa Maksudnya?

Pakar lingkungan Dr Latifah Mirzatika mengajak masyarakat untuk melaksanakan konsep Green Idul Fitri.


Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

22 hari lalu

Ilustrasi bencana alam.
Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

Indonesia berada di urutan kedua dengan indeks risiko bencana sebesar 43,5 World Risk Report (WRR) 2023.


Guru Besar ITS Gagas Teknologi Bioremediasi dan Fitoremediasi untuk Pemulihan Lingkungan

27 hari lalu

Profesor ITS ke-198 Prof. Harmin Sulistiyaning Titah saat meninjau tanaman yang menjadi objek penelitiannya di rumah kaca. Dok. Humas ITS
Guru Besar ITS Gagas Teknologi Bioremediasi dan Fitoremediasi untuk Pemulihan Lingkungan

Teknologi pemulihan lingkungan biologis membutuhkan biaya yang lebih rendah.


Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

35 hari lalu

Gambar kemunculan harimau sumatera di jalan lintas barat Tanggamus-Krui Pesisir Barat. ANTARA/Dokumentasi pribadi
Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.


SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

36 hari lalu

SMA Labschool Cibubur mengadakan pentas seni CRAVIER yang kini memasuki tahun ke-10. Tahun ini, CRAVIER digelar pada 27 Juli 2024 di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta. Foto: Istimewa
SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

Acara tahunan SMA Labschool Cibubur akan mengusung tema lingkungan dalam kacamata anak muda di Cravier 2024.